Daftar Isi
“Kak, tau gak daun pandan duri ini banyak dijual di e-commerce lho?” ujarnya lewat percakapan singkat di hp, sambil mengirimkan link produk tanaman tersebut.
“Hah, serius?” koq kakak baru tau ya?” balasku. “Makanya, jangan asik liat live jualan baju aja kak, jadi yang lain pun tak tau,” cibir sepupuku dengan emot ejekan.
Jadi kena batunya saya, selama ini memang selalu terlena melihat live jualan tanpa mencari berbagai informasi lainnya di e-commerce. Seperti halnya daun pandan duri yang disebut sebelumnya. Ternyata ada varietas pandan lainnya selain daun pandan wangi yang memberikan berbagai manfaat.
Pandan duri, salah satu tanaman endemik yang tumbuh subur di pesisir pantai maupun sungai. Banyak didapati di pantai Asia Tenggara, Asia Selatan sampai Polinesia, dengan rentang ketinggian antara 0-610 m dpl.
Pohon yang disebut juga dengan pandan laut ini, memiliki segudang manfaat secara herbal. Antara lain seperti meningkatkan kesuburan wanita, obat gatal pada kulit, mencegah diabetes, mengobati penyakit kuning, hingga cacar air. Selain menjadi tanaman herbal, daun pandan duri juga bermanfaat sebagai bahan kerajinan tangan. Daun pandan duri digunakan sebagai bahan pembuat tikar karena daunnya bertekstur kuat dan lembut setelah dianyam.
Anyaman Pandan Hasil Tangan Kreatif Perempuan Pesisir
Pandan duri ketika digunakan di tangan yang tepat tentu saja akan menghasilkan hasil karya yang indah. Inilah yang saya lihat ketika saya dan teman-teman bertandang ke Menday Gallery and Souvenir yang bertempat di dusun 3 Pantai Cermin Kanan, Kabupaten Serdang Bedagai untuk melihat kerajinan tangan anyaman pandan yang indah dan penuh corak.
Selama ini yang saya ketahui Pantai Cermin adalah salah satu tempat liburan masyarakat medan dan sekitarnya di saat akhir minggu dan hari libur besar, karena memang jaraknya yang hanya berselang 2 jam dari kota Medan. Namun, siapa sangka bahwa di tempat ini pula kerajinan anyaman pandan yang bahkan pernah diekspor sampai luar negeri berasal.
Budaya menganyam atau menenun pandan menjadi sebuah karya kerajinan tangan seperti tikar, rupanya sudah berjalan selama 3 generasi oleh para perempuan pesisir Pantai Cermin. Berawal dari sebuah hobi oleh para lansia, kemudian menjadi salah satu mata pencaharian warga setempat karena produk yang dihasilkan memberikan manfaat secara nyata.
Menday Gallery and Souvenir Tempatnya Karya Kreatif Perempuan Pesisir
Eva Harlia, salah satu pencetus Kelompok Perempuan Kanan Kreatif ( KPKK ) bersama ibu-ibu Pantai Cermin Kanan mendirikan usaha UMKM, Menday Gallery and Souvenir yang menjadikan kerajinan para perempuan pesisir menjadi produk bernilai tinggi. Dengan tangan terampil, mereka membuat produk turunan seperti tas, pouch, topi, tempat pensil, dompet, kotak multiguna, keranjang sampai besek makanan.
Produk utama Menday Galeri yaitu tikar pandan yang sampai sekarang masih diekspor ke Yunani, Dubai, Amerika, Malaysia dan Singapura. Usaha ini terealisasi berkat Ibu Eva dan Tim Menday aktif mengikuti pameran di berbagai tempat sampai ke taraf nasional, termasuk pameran bergengsi INACRAFT. Kini ia memiliki tim yang berjumlah 35 orang termasuk di dalamnya ibu-ibu rumah tangga dan remaja.
Masing-masing anggota tim memiliki tugas tersendiri, seperti bagian pewarnaan, bagian menganyam dengan dikias terlebih dahulu, bagian membuat pola dan memecah gambar menjadi sebuah motif, termasuk motif modern ecoprint yang memiliki banyak peminat. Terakhir adalah bagian yang khusus menjahit produk, menggabungkannya dengan bahan lain hingga menjadi sebuah produk turunan yang lebih fashionable.
Anyaman Indah Gapai Asa Hari Esok yang Cerah
Bila dilihat dari latar belakang mata pencaharian asli penduduk setempat yaitu nelayan, agak sulit membuat taraf hidup mereka menjadi lebih baik. Terlebih akses nelayan yang terbatas karena kontur lautnya yang dangkal, lebih menjorok ke muara. Kemudian faktor cuaca yang sangat menentukan hasil tangkapan para nelayan.
Kalau lagi bagus cuaca mereka bisa membawa pulang udang, gurita, kepiting dan ikan bawal. Hasil tangkapan tersebut mereka distribusikan lagi untuk rumah makan dan pabrik olahan pakan. Sedangkan kalau lagi apes, hanya ikan kecil saja yang mereka bawa dan itu pun hanya untuk konsumsi keluarga.
Beranjak dari masalah tersebut, tentunya produksi anyaman pandan menjadi salah satu tiang penyangga untuk membantu perekonomian keluarga di desa Pantai Cermin Kanan. Para ibu-ibu perempuan pesisir membantu pasangannya untuk menyambung hidup dengan bermodalkan warisan turun temurun anyaman pandan yang harus terus berinovasi. Upah yang mereka dapat setiap bulannya pun cukup menjanjikan, bahkan bisa setara dengan gaji UMR pekerja pada umumnya, luar biasa.
Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), desa Pantai Cermin Kanan, sentra penghasil anyaman pandan mulai berbenah untuk menjadi desa yang lebih baik. Menjadi desa contoh bagi desa lainnya agar taraf hidup setiap penduduk semakin meningkat sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Menggapai asa yang cerah untuk kemudian bisa menabung dan membiayai sekolah hingga ke anak cucu, tentunya hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri.
Bersama Kampung Berseri Astra, Wujudkan Impian Desa Eksportir Pantai Cermin yang Berdaya
Tentunya peran serta Kampung Berseri Astra (KBA) juga sangat penting. Dari tahap penyeleksian sampai pemilihan desa berdaya, hingga terpilihlah desa Pantai Cermin Kanan menjadi role model bagi desa lainnya. Adanya pembinaan, pendampingan, pemasaran hingga bantuan modal usaha dari Astra memberikan harapan baru bagi warga desa setempat.
Ada 4 pilar program yang diadakan Astra melalui KBA. Yaitu lingkungan, pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan. Untuk KBA Pantai Cermin Kanan, program lingkungan yang telah berjalan yaitu penanaman kembali pohon mangrove dan Pandan duri sebagai tumbuhan aset sekitar pantai yang bermanfaat di kemudian hari. Sedang untuk program pendidikan dan kewirausahaan yaitu pemberian bekal edukasi menganyam pandan menjadi produk yang bernilai kepada warga dan anak sekolah.
Ada misi yang saat ini sedang dilakukan oleh ibu Eva dan tim agar produk anyaman pandan Pantai Cermin Kanan semakin dikenali. Antara lain dengan cara membukukan 15 motif khas melayu yang identik dengan daerah Serdang Bedagai kepada HAKI. Dengan tujuan agar kedepannya motif tersebut secara sah dikenali menjadi produk kebanggaan warga melayu. 3 motif yang terkenal tersebut yaitu: Tiga Dara, Tapak Pucing dan Selimpat.
Kedepannya, melalui akses bantuan modal usaha KBA, ibu Eva optimis bahwa desa Pantai Cermin Kanan ini nantinya akan menjadi desa eksportir bila didukung oleh banyak pihak. Menggerakan seluruh warga untuk berdaya dan aktif menghasilkan produk bernilai tinggi dan berkualitas dari anyaman pandan, sehingga nantinya dapat diekspor ke berbagai negara secara berkelanjutan. Menjadikan desa yang selangkah lagi lebih maju dengan menguatkan berbagai sektor agar taraf hidup warga semakin membaik.
8 Comments. Leave new
Salut sama Ibu ibu pengrajin anyaman ini ya kan kk, mereka the real supermom
Yes, gak nyangka dari tangan seorang ibu bisa membuat produk yang bisa diekspor ke luar negeri 😊
keren-keren hasil kreasinya! semoga makin banyak yang menghargai kerajinan tangan lokal, aamiin!
Produksinya keren-keren sekali. Semoga UMKM di desa ini semakin maju dan berkembang, serta bisa menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Masya Allah, bagus-bagus sekali hasil anyamannya. Tasnya juga fashionable. Luar biasa sekali ya Bu Eva dan tim bisa memajukan potensi daerahnya sehingga mengangkat produktifitas dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Di tangan yang tepat, daun pandan yang sering kita lihat bisa menjelma menjadi berbagai produk cantik. Naksir, deh, sama tas-tasnya.
Keren dan takjub dengan kinerja Menday Gallery and Souvenir ini. Karya-karyanya bahkan sudah sering dieskpor ya.
Sampai masuk ke pameran bergengsi INACRAFT. Produk-produk lokal tidak pernah kalah dengan produk luar. Dedikasi yang tinggi akan kualitas produk, saya rasa jadi kunci penting kesuksesan Menday Gallery and Souvenir ini.