Daftar Isi
Akhir-akhir ini kita sering dikejutkan berita pelecehan seksual yang melibatkan anak di bawah umur. Jumlahnya saat ini makin bertambah saja seiring dengan terbukanya informasi melalui sosial media seperti instagram dan tiktok. Pelaku pelecehan biasanya orang yang lebih dewasa dan korban yang terbilang masih di bawah umur. Istilah yang cocok dengan pelecehan seksual seperti ini adalah Child Grooming.
Di sosial media X, ramai orang memperbincangkan masalah Child grooming. Seperti contoh yang baru-baru ini viral. Di daerah Gorontalo, yaitu seorang guru SMA yang melakukan tindakan tak senonoh bersama muridnya melalui sebuah video singkat. Diduga tindakan tersebut sudah sering kali dilakukan oleh keduanya, tapi tidak diketahui apa motif dari si anak berbuat demikian.
Ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut, si anak berstatus yatim piatu. Tentu saja hal ini mengundang amarah warganet karena si guru melakukan hal yang tak pantas dilakukan sebagai orang yang lebih tua, yang seharusnya guru itu digugu dan ditiru. Sikap dan perbuatan guru itu seharusnya patut dijadikan teladan yang baik untuk murid-muridnya, bukan malah menjerumuskan dan menghancurkan masa depan anak muridnya!
Guru tersebut melakukan Child Grooming kepada si murid yang awalnya adalah adalah mentornya dalam kepenulisan karya ilmiah. Berawal dari sebuah bimbingan akademik, lalu berlanjut ke hal pribadi yang mungkin menyentuh sisi emosional sang anak secara intens. Sehingga sang anak rela untuk menyerahkan segala yang ia miliki, termasuk tubuhnya sendiri. Aksi Child Grooming ini tentu saja sangat membahayakan psikologis si anak ke depannya.
Namun..yah sudah tau ya kan, kalau warganet Indonesia masih banyak yang pengetahuannya minim dan bahkan tidak tau sama sekali akan makna Child Grooming ini apa dan siapa saja yang termasuk dalam penyimpangan asusila ini.
Child Grooming : Mengapa Bisa Terjadi?
Child Grooming adalah proses dimana seorang yang lebih dewasa atau orang yang lebih tua mencoba membangun hubungan emosional, kepercayaan, dan kedekatan dengan anak-anak untuk mengeksploitasi atau memanipulasi mereka, yang sering kali dengan tujuan akhirnya adalah melakukan pelecehan seksual.
Perilaku Child Grooming tanpa kita sadari sering terjadi di sekitar kita. Di mana orang dewasa melakukan pelecehan seksual kepada anak secara perlahan dengan mencuci pikirannya bahwa yang dilakukannya merupakan suatu bentuk perhatian dan menyentuh sisi emosionalnya lebih dalam. Seringkali anak yang mengalami pelecehan tersebut dengan sengaja tidak melaporkan kepada orang tuanya karena dianggap hal tersebut adalah hal yang tabu bahkan mengada-ada.
Tahap Terjadinya Child Grooming

Pic : Freepik.com
Berikut ini adalah tahap terjadinya Child Grooming yang saya kutip dari laman d2l.org tentang pelecehan seksual pada anak, yang harus benar-benar diamati oleh para orang tua.
- Pelaku akan menargetkan korban dengan mencari kelemahannya. Biasanya pelaku akan mencari anak yang memiliki status kurang baik. Seperti anak broken home termasuk anak yatim piatu, anak yang diabaikan, dikucilkan atau anak yang bermasalah.
- Memberikan perhatian kepada korban secara intens melalui apa yang mereka butuhkan, apa yang diinginkan, sesuatu yang tidak mereka dapatkan melalui orang yang tersayang.
- Meningkatkan perhatian dengan cara memberikan hadiah sebagai tanda bahwa pelaku benar benar sayang sama si korban, hingga si korban terlena
- Mengisolasi korban dengan membuat suasana yang seolah-seolah hanya pelaku saja yang menyayanginya
- Melakukan tindakan seksual pada korban secara tidak disadari dengan menyusupi kegiatan apa yang disukai korban.
- Mengendalikan korban dengan berbagai cara termasuk mengancam bahwa hubungan kasih sayang antara pelaku dan korban akan hilang, jika menceritakannya pada orang lain.
Tanda-tanda Anak Mengalami Child Grooming
Waspadai tiap gerak gerik anak ketika hal yang biasa mereka lakukan tidak lagi terlihat di mata orang tua. Karena anak dengan usia remaja yang tentu saja masih labil, sangat rentan mengalami Child Grooming. Mereka selalu penuh dengan keragu-raguan ketika ingin mengungkapkan masalahnya kepada orang tua, karena pada usia remaja hubungan dengan orangtua agak sedikit renggang. Juga pada dasarnya mereka khawatir akan hukuman apa yang akan diterimanya.
Berikut adalah tanda-tanda yang harus diwaspadai ketika anak beranjak remaja.
Perubahan perilaku yang tiba-tiba
Anak jadi lebih tertutup, murung, atau justru terlalu ceria. Anak yang awalnya bersikap biasa-biasa saja lalu kemudian ia lebih tertutup dan murung mungkin saja mengalami hal yang tidak mengenakkan.
Menghindari keluarga
Anak lebih suka menghabiskan waktu sendirian atau bersama orang yang baru dikenal. Bersama keluarga bukan lagi hal yang mengasyikkan bahkan terkesan menjadikan keluarga sebagai musuhnya.
Menyembunyikan sesuatu
Anak menyembunyikan ponsel atau aktivitas daring mereka. Yang mungkin saja terjadi percakapan yang intim antara pelaku dan si anak.
Menerima hadiah yang tidak biasa
Anak mendapat hadiah dari orang yang tidak dikenal. Mungkin saja ia mendapatkan hadiah yang tidak pernah didapatkannya selama ini. Ia merasa tidak perlu memberitahu orang lain akan hal ini.
Kerap berbohong dan Emosional
Anak mungkin akan selalu berbohong mengenai hal pribadinya dan bertindak emosional dari orang yang berseberangan dengannya.
Perilaku Child Grooming bisa terjadi di mana saja, bahkan secara secara daring, yang dalam hal ini disebut Cyber Grooming. Cyber Grooming ini sama berbahayanya, yaitu kejahatan siber berupa aksi pelecehan di mana pelaku bisa bertemu dengan korban secara daring bahkan secara intens berkomunikasi dengan bertukar pesan, foto dan tahap selanjutnya adalah pertemuan.
Bentuk Cyber Grooming ini juga bermacam-macam. Ada yang berupa kekerasan verbal, yaitu melalui ancaman di sosial media. Ada pula kekerasan seksual jika pelaku dan si korban akhirnya bertemu dan pelaku melampiaskan aksi pelecehannya kepada korban. Agar terhindar dari bentuk Cyber Grooming, sebaiknya orang tua memberikan anak pendidikan tentang pelecehan seksual dan juga awasi gerak gerik anak melalui orang terdekat untuk selalu dipantau aktivitasnya.
Langkah Preventif Child Grooming
Lalu saat anak terindikasi Child Grooming atau Cyber Grooming, apa yang harus orang tua lakukan? Berikut ini adalah langkah preventif dalam mengatasi Child Grooming
- Tetap waspada dan perhatikan perubahan perilaku anak. Berikan perhatian yang tulus agar perhatian anak merasa disayangi
- Ciptakan suasana yang nyaman agar anak bisa berkomunikasi secara terbuka kepada orang tua.
- Jangan menyalahkan anak, yakinkan anak bahwa apa yang terjadi itu bukan salah mereka.
- Alihkan pikiran anak untuk melakukan aktivitas yang positif bersama teman sebaya ataupun keluarga
- Edukasi anak tentang hubungan yang sehat dengan orang lain, terutama dari orang yang lebih dewasa
- Edukasi anak untuk berkata “tidak” pada kontak fisik yang tidak nyaman dari orang sekitar. Beritahu juga akan dampak negatif dari child grooming
- Dampingi anak dalam kegiatan berselancar di sosial media. Juga memutus akses untuk akun sosial media yang dicurigai berbahaya.
Penutup
Child Grooming bisa terjadi di sekitar kita, di mana saja dan kapan saja. Child Grooming sangat rentan terjadi di usia remaja dan dapat berkembang ke ranah daring, Cyber Grooming. Awasi kegiatan anak, edukasi anak tentang hubungan yang sehat, rangkul mereka dengan memberikan perhatian yang tulus bersama keluarga lainnya. Dampak negatif Child Grooming tentu saja dapat menghancurkan masa depan si anak secara fisik dan kesehatan mental nya sampai ia dewasa nanti.
Sumber :
https://www.siloamhospitals.com /en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-child-grooming
https://www.d2l.org /child-grooming-signs-behavior-awareness /
7 Comments. Leave new
Prihatin memang perilaku orang zaman sekarang, berlindung di balik sekolah formal, malah berperilaku menyimpang. Bahkan pelakunya oknum guru. Di samping dunia pendidikan di Indonesia harus dibenahi, mereka yang rentan menjadi korban pelecehan maupun perundungan harus diberi bekal untuk berani speak up, bahkan dibekali ilmu beladiri
Kapam hari di sekolahnya anak, para wali murid diwanti-wanti beberapa kali untuk mengajarkan anak apa yang tak boleh disentuh. Mungkin karena ini juga ya.
Saya juga waspada pada anak yang lebih besar dan boleh pegang hp. Meski tidak ketat tapi penting untuk mencegah grooming ini
Ngeri banget ya sekarang fenomena asusila yang dilakukan oleh orang dewasa. Istilahnya baru tahu kalau itu child grooming. Dampak negatifnya drai child grooming ini ke psikologis korban luar biasa. Semoga hukum tajam kepada pelaku ini.
Duh kebetulan aku juga ngikutin beritanya, sedih banget guru yang seharusnya menjadi orang dewasa yang membantu anak meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik, justru tega menjerumuskannya. Meskipun agak was-was karena anakku bungsuku yang cewek sudah mulai masuk pubertas, tapi berusaha untuk selalu berkomunikasi dan tahu perkembangannya disekolah.
Ngeri ngeri sedap liat berita maraknya Child Grooming yang bekembang belakangan ini, Moga aja anak2 dan cucu2 kita kelak dijauhi dari penyakit yang timbul akibat majunya teknologi ini ya mbak. Aamiin
Langkah langkah preventif dari orang tua kepada anak harus banyak dilakukan, tentu saja dengan cara yang menyenangkan. Terkadang, jika anak terlalu dibatasi ruang geraknya, itu malah memotivasi untuk kabur. Orang tua perlu belajar cara mengawasi anak, tanpa kesan mengawasi yang kuat. Artinya harus dapat berperan layaknya seorang teman yang baik. Install Google My Family bisa jadi salah satu cara terbaik hindarkan anak dari Cyber Grooming
Makin serem ya kejadiannya. ut kasus di Gorontalo bahkan korbannya adalah siswi berprestasi dan aktif organisasi. Peran ortu sangat penting ya untuk memantau dan selalu memberi rambu2 ke anak