Senyummu
Seulas senyum
Mendetakkan jantung
Menggetarkan hati
Menghilangkan banyaknya manusia
Menjadikan sang senyum bintangnya
Seulas senyum
Sebuah lirikan
Cukup itu setelah pencarian begitu lama
Akhirnya menemukan sandaran
Akhirnya sampan menjadi kapal
Akhirnya ada keramaian
Senyum itu
Tetap menemani sampai detik ini
Senyum itu
Datang dari sang kekasih
Datang dari penguasa hati
Senyum itu
Milikmu sang Ibu dr buah hati
Milikmu wahai Istriku
Pengakuan
Aku yang dulu berdiri tegak
Angkuh mengejar awan di langit
Tergesa dengan kencangnya angin melarikan awan
Aku yang dulu remeh menghadapi gemuruh air hujan
Menganggapnya hanya sebagai pengganggu
Kini…..
Aku yang dulu jumawa
Aku yang dulu bangga
Aku yang dulu sombong
Merangkak terseok di atas hamparan bumi
Terkadang tersedu atas laku di masa lampau
Merayap mengais apapun hanya untuk menyambung hari
Kuakui jalan penebusan ini
Langkah pengurang dosa
Tapi….
Apakah tubuh ini akan sanggup menemani
Apakah tulang ini akan sanggup menopang
Semoga saja penebusan ini diterima
Sebelum akhirnya aku terhenti
Terhenti sembari menatap langit
Entah itu dengan senyum
Entah itu dengan tangis
.
.
Tupal
Medan, 25 Februari