Daftar Isi
Halo sahabat..
Hari Selasa lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti talkshow yang diadakan oleh Ruang Publik KBR (Kantor Berita Radio) yang bekerja sama dengan NLR Indonesia dalam tema “Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif”.
Menghadirkan 2 narasumber yaitu ibu Widya Prasetyanti – Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia dan ibu
Agustina Ciptarahayu – Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia.
Topik yang diangkat pada talkshow ini membuat saya antusias untuk mengikuti, di mana informasi mengenai kesempatan berkarya bagi disabilitas khususnya pada orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) belum banyak saya dapatkan.
Menjadi Disabilitas itu bukanlah keinginan setiap manusia. Tentunya kita berharap untuk dilahirkan dengan kondisi yang sehat sempurna dan dibesarkan dengan baik sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakan.
Akan tetapi disabilitas bisa terjadi oleh siapa saja, baik dari lahir, atau dari penyakit atau pun bisa juga karena kecelakaan. Penyandang disabilitas seharusnya mendapatkan hak sosial ekonomi yang sama dalam hal apapun termasuk dalam berkarya.
Tidak boleh ada perbedaan. Begitu juga dengan OYPMK atau Orang yang pernah Mengalami Kusta yang bisa saja mengalami disabilitas karena penyakit kusta yang dideritanya.
Penyakit Kusta Menyebabkan Disabilitas
Stigma negatif akan kusta ini sampai sekarang masih saja tetap ada. Seperti, penyakit kusta adalah penyakit kutukan oleh karena itu harus dijauhi. Padahal penyakit kusta sama dengan penyakit lainnya yang harus diobati agar dapat kembali sehat dan berkarya seperti masyarakat pada umumnya. Sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu penyakit kusta, gejala dan cara mengobatinya.
Tentang Penyakit Kusta
Kusta berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Kustha yang artinya kumpulan gelaja kulit secara umum. Penyakit kusta secara internasional disebut Lepra/Leprosy atau Hansen diseases. Mengapa demikian? karena pada tahun 1873, Dr. Gerrard Armaurer Henrik Hansen, dokter asal Norwegia, menjadi ilmuwan pertama yang menemukan bakteri penyebab penyakit kusta. Bakteri tersebut adalah Mycobacterium Leprae.
Tanda atau gejala penyakit Kusta yang sering terjadi :
– Timbul bercak putih
– Timbul bercak kemerahan
– Kelainan kulit yang tidak berasa
– Kelainan kulit yang tidak gatal
– Kelainan kulit yang tidak bisa sembuh dengan obat biasa
Apakah Kusta Menular?
Penyakit kusta hanya dapat menular dari penderita kusta yang tidak atau belum minum obat kusta. Kusta tidak dapat menular hanya dengan berjabat tangan saja. Jika penyakit kusta terlambat atau dibiarkan tanpa diberi obat maka kecacatan pada anggota tubuh bisa terjadi.
Seperti pada organ berikut :
– Mata : mata tidak dapat menutup sempurna, sehingga mata jadi kering, mudah kena infeksi dan bisa menyebabkan kebutaan.
– Tangan : mati rasa pada telapak tangan, jari-jari lemah lunglai dan jari memendek
– Kaki : mati rasa pada telapak kaki, jari memendek dan bentuk kaki menjadi semper
Kecacatan pada anggota tubuh akibat kusta dapat menyebabkan disabilitas, dari yang ringan sampai yang berat.
Namun penyakit kusta BISA SEMBUH, asal dengan pengobatan yang rutin. Apabila ditemukan tanda gejala kusta, sebaiknya periksakan ke Puskesmas karena di Puskesmas disediakan obat kusta gratis.
Disabilitas Bukan Hambatan Dalam Berkarya
Berdasarkan data statistik, ditemukan bahwa sebanyak 21.84 juta atau 8.26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas di sini termasuk Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) merupakan bagian dari kelompok disabilitas.
Mereka sampai saat ini masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan hak sosial ekonominya. Ini karena adanya tradisi stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum dan dasar dalam masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, kelompok orang muda dengan rentang usia 18-24 tahun dengan disabilitas, merupakan populasi disabilitas terbesar ketiga setelah kelompok usia lansia dan dewasa akhir.
Kelompok orang muda tersebut dapat dijadikan sebagai peluang untuk mewujudkan Indonesia yang Inklusif, juga tidak sedikit inovasi dan perubahan yang diprakarsai oleh para generasi muda dengan kondisi disabilitas dan OYPMK.
OYPMK dan Disabilitas pada Generasi Muda
Menurut ibu Widya Prasetyanti berdasarkan data statistik NLR Indonesia, dari 270 juta total penduduk Indonesia, 5 juta di antaranya adalah penduduk dengan penyandang disabilitas dengan rentang usia 5 -24 tahun
Sekitar 11% setiap tahunnya kusta memberi sumbangan kasus baru dan ini terjadi pada anak usia 15 tahun ke bawah, sedangkan 15% anak dan remaja ditemukan mengalami kusta juga setiap tahunnya.
NLR Indonesia memberikan perhatian khusus bagi generasi muda (OYPMK dan disabilitas) baik generasi milenial dan generasi Z , karena di 10 tahun ke depan merekalah yang menjadi pemuda yang siap melakukan perubahan untuk Indonesia.
Adapun beberapa program yang telah dilakukan oleh NLR Indonesia untuk OYPMK dan disabilitas yaitu :
– Memberi hak kehidupan sosial ekonominya dalam hal ketenagakerjaan di bidang formal dan kewirausahaan secara inklusif
– Memprioritaskan anak dan remaja disabilitas maupun kusta dalam aspek kunci untuk tumbuh kembangnya
– Memberikan pendampingan topik khusus kesehatan seksual & reproduksi bagi remaja
– Mengadakan peer conseling bagi pasien kusta agar dapat menjadi role model buat lainnya
– Mengadakan pemagangan inklusif untuk memberi kesempatan pada orang muda yang disabilitas untuk dapat bekerja di kantor NLR Indonesia maupun instansi lainnya.
Untuk mengatasi stigma negatif yang ada dalam masyarakat akan penderita kusta, bu Widya Prasetyanti menambahkan ada program khusus yang telah dilakukan dan bersinambungan sebagai bagian dari misi NLR Indonesia, yaitu :
– Membuka ruang terkait penderita kusta dengan aspek kesehatan
– Memberikan fasilitas pengobatan sampai tuntas, baik Multi Drug Treatment ( MDT ) selama 6 bulan ataupun 12 bulan
– Memberikan pendampingan bagi OYPMK agar bisa diterima di masyarakat, dalam bentuk penguatan kapasitas diri sehingga mereka bisa melawan self stigma dalam diri saat bekerja dan berbaur di tengah masyarakat
Dukungan bagi OYPMK dan Disabilitas dalam Berkarya
Sesuai dengan aturan ketenagakerjaan dari aturan Menaker bahwa perusahaan pun diminta untuk mempekerjakan penyandang disabilitas. Menurut pengalaman dan ibu Agustina Ciptarahayu – Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia, telah mempekerjakan penyandang disabilitas berdasarkan skill yang dimilikinya, seperti tenaga kerja yang memiliki low vision (penglihatan kurang) dan juga tuli.
Karena persaingan dunia usaha, maka perusahaannya memiliki kebijakan untuk mempekerjakan karyawan berdasarkan skill yang sangat spesifik bukan dilihat bahwa ia mampu ataupun disabilitas. Ibu Agustina menegaskan semua orang bisa berpartisipasi di Botanina asal bisa berkarya dengan memiliki skill dan mengikuti pola kerjasamanya, baik itu secara freetime, part-time ataupun fulltime.
Secara Fasilitas, PT Bonanina memfasilitasi para pekerja disabilitas sesuai dengan bidangnya. Seperti penerangan yang lebih pada pekerja yang low vision.
Kemudian juga memberikan skill khusus untuk tenaga kerja agar lebih baik lagi performanya dalam bekerja. Kedepannya PT. Bonanina akan memberikan perhatian lebih khusus lagi bagi OYPMK dan disabilitas agar memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya di perusahaannya.
Ibu Widya Prasetyanti menambahkan dukungan pada OYPMK dan disabilitas dalam berkarya untuk mencapai Indonesia inklusif pada saat ini adalah, dengan mempersiapkan soft skill untuk menghadapi dunia kerja, penguatan kapasitas diri memperbaiki self stigma dan peer conseling yang berkelanjutan.
Sedangkan fasilitas khusus untuk disabilitas dan kusta adalah dengan memberikan peralatan yang khusus disesuaikan dengan pekerja disabilitas. Memberikan kelonggaran dari sisi jam kerja dan jam istirahat. Juga memberikan edukasi dengan tenaga kerja lainnya agar bisa saling memahami dengan kondisi disabilitas.
Sekilas tentang NLR Indonesia
NLR Indonesia adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan pada tahuun 1967 di Belanda. Fokus NLR Indonesia adalah pengendalian penyakit kusta dengan melakukan 3 pendekatan.
Yaitu Zero Transmission (nol penularan) , Zero Disability (nol disabilitas) dan Zero Exclusion (nol eksklusi). Saat ini NLR juga beroperasi di negara berkembang seperti India, Nepal, Brazil dan Mozambique.
NLR Indonesia saat ini fokus memberantas kusta di 13 provinsi di seluruh Indonesia dengan menyediakan tenaga ahli yang memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan petugas kusta di tingkat pusat, propinsi, kabupaten hingga ke desa – desa.
Sama seperti aliansi NLR Internasional, NLR Indonesia juga memiliki slogan : Hingga kita bebas dari kusta.
Sumber :
– nlrindonesia.or.id
– @nlrindonesia (IG)
3 Comments. Leave new
Alhamdulillah ya mba KBR sangat peduli pada penderita kusta. Dan sebaiknya kita harus merangkul penderita kusta agar mereka juga bisa berkegiatan di masyarakat
Alhamdulillah KBR sangat peduli pada penderita kusta ya mba. Dan kita juga harus merangkul mereka agar terjun ke masyarakat
Bagus kegiatannya memang disabilitas atau yang pernah menderita kusta perlakukanlah yang sama, dan kembali ke pribadi masing masing juga ya karena saya punya teman SMA tuna netra dia keren banget pinter, santai dia menganggap kelemahannya menjadi keistimewaannya jd dia berhasil.lolos PTN lanjut S2 dan skrg punya yayasan di lombok sana dia kelola isinya membantu anak ga mampu mendidik belajar agama dan byk kegiatan positif lain pernah masuk.kick andi juga