Pulau Kampai sebagai kampung halaman, menyimpan memori tersendiri buat saya karena sejak kecil keluarga selalu menyempatkan diri untuk mudik. Bermain dan bersendau gurau dengan saudara yang tinggal di sana dan juga penduduk setempat.
Biasanya permainan kami bermain pasir yang ada didekat laut, bermain dengan keong kecil atau umang umang didalam bahasa daerah sana ataupun bermain dengan kepiting kecil, lucu sekali, atau menggali pasir untuk mencari puluhan remis buat dimasak orangtua dengan kuah kari atau rebus bening dengan buah kates/pepaya.
Itulah gambaran singkat yang selalu saya ingat di kepala tentang Pulau Kampai, Pulau yang memberikan saya memori menyenangkan tentang masa kecil dulu. Tapi sebenarnya Pulau Kampai menyimpan beragam cerita didalamnya. Sebagian kecil akan saya ceritakan kepada pembaca sekalian.
Lihat juga : Jalan jalan ke Medan-Binjai
Berkenalan dengan Pulau Kampai
Mungkin sebagian dari pembaca belum mengetahui tentang Pulau Kampai ini, beda halnya kalau ditanya tentang Pulau Nias atau Pulau Samosir yang ada di Sumatera utara , tentu hampir semua mengetahuinya.
Pulau Kampai adalah bagian dari daerah Kabupaten Langkat kecamatan Pangkalan Susu, Sumatera Utara.
Naik Boat perahu menuju Pulau Kampai – Dokpri |
Untuk menjangkau Pulau Kampai harus menggunakan boat perahu dengan menyeberang dari kota Pangkalan Susu dan memakan waktu 45 menit atau bisa juga dengan menggunakan Getek (kendaraan seperti feri kecil) untuk penyeberangan dengan muatan mobil dan motor melalui kota Seruway, Aceh Tamiang.
Pemandangan laut menuju Pulau Kampai – Dokpri |
Naik Boat di tahun 1970 – FB Pulau Kampai |
Pulau Kampai, adalah sebuah Pulau dengan jumlah penduduk 4000 jiwa dan 1200 kepala keluarga. Dengan beragam suku yang tinggal didalamnya, suku aceh, melayu, karo, jawa, melayu perantauan dan tionghoa.
Jumlah penduduk yang menurut saya tidak bisa dikatakan sedikit untuk sebuah Pulau, tapi tidak bisa dikatakan banyak kalau ternyata jumlah penduduk yang melakukan urbanisasi atau istilahnya merantau selalu meningkat setiap tahunnya.
Gapura Selamat Datang – anakbangsakublogspot |
Rumah milik almh nenek di Pulau Kampai – Dokpri |
Faktor susahnya mendapat pekerjaan mungkin menjadi penyebabnya, mengingat mata pencaharian penduduk setempat masih bergantung dari laut (daerah pesisir) dan ladang (daerah perbukitan), sisanya berjualan maupun bekerja mengabdi sebagai guru atau aparat desa.
Meskipun begitu, Pulau Kampai pernah menjadi Pusat perdagangan tempo dulu. Yaitu pusat perdagangan di jalur maritim Sutra pada masa kerajaan Sriwijaya. Letak Pulau Kampai yang strategis yang dekat dengan selat Melaka dan juga menghasilkan kebun lada terbesar pada jamannya.
Kemudian sejumlah peninggalan sejarah berupa pecahan kendi, cawan yang telah terkubur yang terbuat dari bahan yang tidak biasa menandakan bahwa Pulau Kampai pernah maju dan berkembang sebagai jalur niaga yang eksklusif di sepanjang pulau Sumatera.
Cerita Makam Panjang & Makam Mas Merah
Cerita ini mungkin sudah berkali kali dibahas apabila teman hendak menelusuri ceritanya di dunia maya. Beragam artikel yang membahas tentang ini. Mulai dari segi mistisnya hingga daya tariknya bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Kampai.
Sering sekali orang datang ke Pulau dengan tujuan berwisata religi hanya ingin melihat dan berziarah ke makam Panjang. Saya sendiri cukup sering mendengar cerita Makam Panjang ini yang kata orang keramat dan membawa karomah.
Makam Datok Panjang – Dok. Facebook |
Sepasang makam yang panjangnya 8 meter dan 6 meter. Banyak cerita yang menjelaskan asal usul Makam Panjang dan beragam pula versinya hingga menjadi misteri sampai sekarang. Tapi ada satu cerita yang mungkin memberikan bukti yang otentik menurut saya.
Ceritanya mengacu pada seorang yang cukup disegani oleh penduduk setempat, seorang ahli agama yang juga seorang pedagang besar yang bergelar Datok dan istrinya yang dimakamkan di Pulau Kampai.
Datok yang diceritakan adalah Teuku Keramat Panjang atau nama aslinya Teuku Sulthan Muhammad. Cerita asli mengenai Datok atau Teuku Keramat Panjang bisa ditelusuri di internet.
Selain cerita Makam Panjang juga ada Makam Mas Merah. Makam Mas Merah dinamakan karena warna keramik penutup makam yang berwarna merah bata.
Bedanya dengan Makam Panjang yang penuh misteri dan menduga duga siapakah pemilik makam tersebut, makam Mas Merah sudah bisa diketahui asal muasalnya yaitu dari Serawak Malaysia. Cerita lengkap tentang Makam Mas Merah juga bisa diakses disitus yang telah saya sebutkan sebelumnya.
Penghasil Terasi Terenak di Dunia
Untuk penggemar terasi tentu tidak sah kalau belum pernah menikmati terasi asli Pulau Kampai. Terbuat dari udang asli dan udang kecepe atau udang rebon medan yang rasanya gurih. Udang asli dan udang rebon medan dijemur , ditumbuk kemudian di proses sehingga menjadi terasi.
Terasi Pulau Kampai – syakurcorp worpress |
Entah apa bumbu rahasia dalam terasi atau bahasa melayunya ‘Belacan’ Pulau Kampai ini, jauhlah bila dibandingkan dengan rasa terasi yang bermerek xyz seperti dipasaran.
Rasanya begitu legit apalagi kalau dibuat sambal terasi dimakan bersama ikan goreng dan lalap segar, jadi mau nambah terus, bener. Sampai sampai gubernur Sumatera Utara, bapak Edy Rahmayadi memberi sebutan “Terasi Pulau Kampai adalah Terasi Terenak di Dunia” ketika ia berkunjung ke Pulau Kampai pada bulan April tahun lalu.
Ini memang benar adanya karena terasi Pulau Kampai telah diekspor dan dinikmati sampai ke luar negeri , merupakan kebanggaan tersendiri bagi penduduk Pulau Kampai karena produk lokalnya sudah dikenal dengan luas.
Pantai Berawe dan Pasir Coklatnya
Pantai Berawe – rezalubis wordpress |
Pantai Berawe yang terdapat di Pesisir Pulau Kampai adalah pantai yang menjadi andalan warga asli untuk mendulang uang. Dengan menjual makanan berupa ikan bakar , mie rebus aceh atau penganan ringan seperti gorengan dan kue khas aceh seperti kue Bhoi.
Setiap kali saya berlibur ke Pulau ini, tak pernah lupa untuk bermain di pantainya, sekedar duduk duduk menikmati desiran ombak, atau menikmati semilir angin yang tidak terlalu kencang karena sudah dipagari pohon bakau yang kuat menantang hembusan angin, ataupun menggali pasir hanya untuk mencari remis ataupun berendam.
Mengumpul remis – FB mursidah |
Pantai Berawe memang tidak seperti pantai yang airnya kebanyakan berwarna biru cerah dan berpasir putih yang membuat orang tertarik akan kejernihan air lautnya.
Pantai Berawe mempunyai pasir yang berwarna coklat, yang kata orang kebanyakan karena pengaruh warna plankton yang hidup didalamnya.
Terlepas dari itu pantai Berawe mempunyai magnet tersendiri yang membuat wisatawan lokal dari berbagai daerah seperti Aceh Tamiang atau dari Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu selalu datang setiap minggunya.
Penutup
Pulau Kampai, pulau kampung halamanku. Di sanalah banyak cerita masa kecilku terjadi dan tak akan pernah terlupakan. Pulau Kampai banyak menyimpan cerita, sejarah dan aset untuk masa depan
Pantai Berawe adalah aset untuk masa depan itu. Pantai Berawe butuh banyak bebenah untuk menjaring wisatawan lebih banyak lagi yang berkunjung.
Di antaranya pengelolaan pantai yang baik yang bersih dari sampah, fasilitas wc dan musholla layaknya fasilitas yang ada pada pantai yang ramai pengunjung. Dengan begini pengunjung akan betah dan kembali ke Pantai Berawe dengan sukacita.
Selain itu terasi juga masa depannya Pulau Kampai yang sampai saat ini masih terus dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Pulau di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara ini.
Begitulah sekelumit yang dapat saya ceritakan tentang Pulau Kampai, bagi teman dan pembaca sekalian yang datang ke Medan jangan lupa ya singgah sebentar ke Pulau Kampai dan beli terasi Pulau Kampai sebagai oleh olehnya.
9 Comments. Leave new
Salam kenal pulau Kampai. Jadi tahu betapa enaknya terasimu, hehe..
Yuk main ke Pulau Kampai, sambil beli terasi sebagai cinderamata
Keren warna pasirnya pantai Berawe, kecoklatan …
Aku baru dengar nama pulau Kampai.
Semoga cepat digarap maksimal jadi lokasi wisata ya, kak.
Terima kasih mas himawan, ya ini yang diharapkan semua pihak agar lokasi wisata bisa dikelola lebih baik lagi
Pasir pantainya keren tuh.. bersih
Iya bang jadi suka gali pasir karena masih bersih alami, tpi di pinggir2 pantai masih banyak sampah yang tak dikelola dgn baik
karena saya bukan orang yang begitu doyan dengan terasi, jadi kalo ditanya tau nggk nya saya jelas gak tau terasi pulau kampai hehe
It's oke, setidaknya sudah tahu ttg Pulau Kampai dari blog ini
Terasi pulau kampai, sudah banyak sampai di jakarta, di pasar tradisional juga banyak yang jual