Daftar Isi
Akhir-akhir ini sering kali para orangtua mengeluhkan betapa ruwetnya cara pembelajaran anak di sekolah pada saat ini. Seperti hasil belajar yang kurang memuaskan melalui dari tidak adanya pemberian tugas tambahan ketika siswa ada di rumah. Hal tersebut mungkin terjadi karena pembelajaran mendalam tidak ada pada kurikulum yang dipakai saat ini, jadi mereka menilai sangat abai terhadap hasil belajar. Apakah memang benar demikian adanya?
Kurikulum pendidikan saat ini menggunakan kurikulum merdeka, yaitu kurikulum yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi guru dan murid ketika menentukan pendidikan yang ingin diterima Murid juga diberikan kesempatan untuk menentukan jalur pendidikan yang ingin diambil dan mengembangkan kreativitasnya.
Memang saat ini tidak semua sekolah menerapkan kurikulum merdeka, terutama di bangku sekolah dasar. Ini karena sumber daya yang terbatas terutama di daerah maupun pedalaman. Dilihat lebih jauh mengapa sih kurikulum pendidikan itu selalu berubah? Ini karena latar belakang pendidikan sejak dahulu selalu ingin menyempurnakan kurikulum sebelumnya agar lebih baik.
Kurikulum pendidikan sendiri adalah rencana dan panduan pembelajaran yang dirancang oleh institusi pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kurikulum mencakup berbagai aspek, seperti:
- Tujuan Pembelajaran : Menetapkan kompetensi dan keterampilan yang diharapkan dikuasai oleh siswa.
- Konten atau Materi : Berisi mata pelajaran dan topik yang harus dipelajari siswa di berbagai jenjang pendidikan.
- Metode Pembelajaran : Strategi dan teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi, seperti metode diskusi, ceramah, praktik, dan lainnya.
- Penilaian : Cara mengukur pencapaian siswa, baik melalui ujian, tugas, maupun evaluasi lainnya.
- Kegiatan Ekstrakurikuler : Aktivitas di luar kurikulum inti yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan tambahan siswa.
Sejarah Kurikulum Pendidikan Indonesia
Di Indonesia, kurikulum pendidikan sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan disempurnakan sesuai dengan kondisi yanh ada. Beberapa kurikulum yang pernah diterapkan dari tahun ke tahun, antara lain :
1. Kurikulum 1947 atau Rentjana Pelajaran 1947
– Setelah Indonesia merdeka, kurikulum pertama ini dirancang untuk menggantikan sistem pendidikan kolonial Belanda yang sebelumnya diterapkan.
2. Kurikulum 1952 atau Rentjana Pelajaran Terurai 1952
– Kurikulum ini lebih terstruktur dibandingkan dengan Kurikulum 1947. Pengajaran lebih sistematis dengan pembagian mata pelajaran yang lebih jelas. Tujuan pendidikan lebih spesifik untuk menghasilkan individu yang berjiwa patriotik dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap negara.
3. Kurikulum 1964 atau Rentjana Pendidikan 1964
– Kurikulum ini dirancang pada masa pemerintahan Soekarno. Menitikberatkan pada upaya menciptakan generasi yang cerdas dalam tiga aspek: akademis, keterampilan, dan seni budaya.
4. Kurikulum 1968
– Di masa Orde Baru, pemerintahan Soeharto melakukan perubahan kurikulum yang bertujuan untuk melanjutkan semangat pembangunan nasional. Menekankan pendidikan moral Pancasila, serta pengembangan individu yang mampu mendukung pembangunan negara.
5. Kurikulum 1975
– Kurikulum 1975 dirancang sebagai respon terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih efisien dan terencana. Berbasis pada pendekatan instruksional yang rinci dan terstruktur.
6. Kurikulum 1984
– Kurikulum ini sering disebut sebagai “Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)”. Yaitu kurikulum yang menekankan pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai penerima informasi. Pengajaran berbasis pada pengalaman langsung (experiential learning) dan memfasilitasi pengembangan keterampilan berpikir kritis.
7. Kurikulum 1994
– Kurikulum ini merupakan upaya untuk menggabungkan berbagai pendekatan dari kurikulum sebelumnya. Mencoba untuk menyeimbangkan antara pendekatan konten materi dan proses belajar. Namun, kurikulum ini dikritik karena terlalu padat dengan mata pelajaran dan menyebabkan beban belajar siswa menjadi sangat berat.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
– Kurikulum KBK diterapkan sebagai upaya untuk mengatasi kritik terhadap Kurikulum 1994. Berorientasi pada pencapaian kompetensi tertentu, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pembelajaran diarahkan pada pengembangan kompetensi siswa sesuai dengan tuntutan zaman dan dunia kerja.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
– Kurikulum KTSP memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri berdasarkan standar nasional. Setiap sekolah memiliki kebebasan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa serta daerahnya, namun tetap dalam kerangka standar yang ditetapkan pemerintah.
10. Kurikulum 2013 (K13)
– Kurikulum ini muncul sebagai penyempurnaan dari KTSP dengan pendekatan yang lebih sistematis. Mengedepankan penguatan karakter siswa melalui pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 juga mendorong pendekatan tematik, terutama di jenjang pendidikan dasar, serta menekankan pada pengembangan literasi, kompetensi abad 21, dan penilaian autentik.
11. Kurikulum Merdeka (2022)
– Kurikulum ini dikembangkan di bawah kebijakan “Merdeka Belajar” oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Kurikulum Merdeka menekankan pada fleksibilitas belajar dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa. Guru memiliki kebebasan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi lokal. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan kemampuan dasar seperti literasi dan numerasi, serta pendidikan karakter.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka terbentuk sebagai respons terhadap tantangan dan kebutuhan pendidikan modern di Indonesia. Inisiatif ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Saat ini Kurikulum Merdeka sedang diuji coba dan bertujuan untuk memberi fleksibilitas lebih kepada sekolah dan guru dalam merancang pembelajaran, dengan menekankan pada pengembangan karakter, literasi, dan numerasi.
Kurikulum Merdeka memiliki beberapa kelebihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Fleksibel dalam Pembelajaran
Kurikulum Merdeka memberi kebebasan bagi sekolah dan guru untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah. Hal ini memungkinkan adanya penyesuaian metode dan pendekatan pengajaran yang lebih relevan.
Fokus pada Pengembangan Karakter dan Kompetensi
Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter, keterampilan, dan kompetensi esensial, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)
Pendekatan ini membantu siswa memahami materi dengan lebih mendalam dan relevan melalui pengalaman langsung, sehingga siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata.
Keunggulan Kurikulum Merdeka tersebut bisa jadi tolak ukur kesuksesan pembelajaran di semua jenjang pendidikan, jika semua pihak saling mendukung. Kamu bisa melihat penjelasan mengenai Kurikulum Merdeka secara lebih lengkap melalui website kurikulum.ac.id.
Kesimpulan
Perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia menunjukkan upaya pemerintah untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan zaman dan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa semakin diutamakan dalam upaya menghasilkan lulusan yang kompeten, kreatif, dan berkarakter.
Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang saat ini dipakai, diharapkan dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan berfokus pada pengembangan potensi individu. Secara keseluruhan, juga menciptakan proses pendidikan yang lebih bermakna, seimbang, dan berorientasi pada pengembangan keterampilan dan karakter yang dibutuhkan di masa depan.
Sumber :
https://asadewantara.org/2023/06/06/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-merdeka
https://binus.ac.id/character-building/2020/12/sejarah-perjalanan-kurikulum-pendidikan