Sebuah kisah, Doni adalah seorang santri dari keluarga miskin penerima beasiswa penuh dari pesantren DQ, pesantren yang sungguh terkenal di kota T. Saat liburan panjang, Doni pulang ke kampung halamannya sebuah desa terpencil yang taraf kehidupan rakyatnya jauh dari kata layak.
Bahkan mesjid di kampungnya pun dalam kondisi tak layak. Atap yang bocor dan rusak, saluran air yang macet membuat mesjid jarang dikunjungi. Karena biaya perawatan dan renovasi mesjid yang bisa dibilang tidak sedikit, Doni pun merasa prihatin akan hal ini.
Suatu hari Doni mempunyai ide untuk membantu memperbaiki mesjid satu satunya di kampungnya itu. Tapi Doni merasa urunan, sumbangan dan infak dari masyarakat desa yang rata rata pekerjaan sehari hari saja tidak cukup untuk keluarga anak dan istri dan juga tidak akan cukup dikumpulkan dalam waktu yang singkat.
Baca juga : Pojok Literasi Fintech Ramah Bagi Milenial
Akhirnya berkat saran dari temannya di Pesantren kenapa Doni tidak melakukan penggalangan dana saja di internet. Siapa tahu ada yang langsung tergerak hatinya untuk menyumbang.
Karena saat ini segala sesuatunya dimudahkan dengan adanya internet. Internet bukan hanya untuk kebutuhan hiburan dan informasi semata, tapi juga bisa untuk melakukan urunan dana atau istilahnya gotong royong dalam hal kebaikan, yang dalam hal ini saya maksudkan adalah Crowdfunding.
Lalu apa itu Crowfunding?
Crowdfunding menurut Wikipedia adalah “urunan dana atau praktek penggalangan dana dari sejumlah orang untuk mendanai suatu proyek atau usaha yang dilakukan melalui internet”.
Ada banyak jenis Crowdfunding yang ada saat ini. Salah satunya Crowdfunding dalam bentuk P2P lending. Walaupun sebenarnya P2P ada yang berbeda prinsipnya dengan Crowdfunding, terutama dalam hal memberi pinjaman dan kewajiban untuk membayar. Usaha yang termasuk didalamnya adalah usaha UMKM dan perseorangan.
Persamaanya adalah mengambil ide dari contoh urunan dana. Semua yang ingin membantu bisa memberikan pinjaman modal dan ketika ada yang tidak sanggup membayar, maka akan dibantu dengan sistem bagi hasil dari urunan dana tersebut. P2P jenis ini biasanya P2P syariah yang bebas riba dan akad bagi hasil.
Contohnya adalah Ammana, Amartha Syariah, Ethis Crowd dan Vestifarm.
Selain itu ada juga Crowdfunding berdasarkan Reward dan crowdfunding Equity. Sepertinya belum ada contoh di Indonesia untuk Crowdfunding ini dan juga sistemnya masih belum diterima oleh sebagian masyarakat karena masih meragukan.
Terakhir adalah Crowdfunding Donasi yang merupakan crowdfunding sosial terfavorit.
Ada 2 Crowdfunding sosial berjenis donasi ini yang saya ketahui dengan baik, yaitu Kita Bisa dan Cepat Tanggap.
Crowdfunding berjenis donasi ini uniknya tidak bersentuhan langsung dengan perkreditan perbankan karena murni semuanya hasil donasi.
Ciri khas dari crowdfunding ini adalah kegiatan donasi yang transparan sehingga yang menjadi donatur tahu berapa jumlah yang telah terkumpul dan juga batas waktu untuk berdonasi. Selain itu ada sebagai member dari crowdfunding kita bisa melakukan penggalangan dana sendiri untuk proyek yang akan didanai secara massal.
*Update*
Sebagai penggalang dana syaratnya akun harus di verifikasi terlebih dahulu, bahkan akan diwawancarai melalui saluran telepon untuk memastikan apakah tujuannya benar atau tidak. Selain itu sebagai penggalang dana akan dimintakan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya dan laporan progres bantuan yang telah tersalurkan lewat donasi.
Ini lah yang membedakan Crowdfunding dengan lembaga sosial non profit lainnya seperti Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah Zakat, dan lainnya.
Tapi tenang saja, Dompet Dhuafa saat ini juga telah mempunyai crowdfundingnya sendiri yang bernama bawaberkah.org
Sayangnya Dompet Dhuafa kurang mensosialisasikan Crowdfunding yang ia punya dan hanya mempromosikan “induknya” saja. Terlihat dari jumlah penggalangan dana yang masih tergolong kecil untuk nama besar sebuah lembaga sosial.
2 Crowdfunding Besar di Indonesia
Oke , berikut 2 crowdfunding besar yang saya bahas disini :
1. Kitabisa
Didirikan pada tahun 2013. Berawal dari sebuah proyek non profit yang digagas oleh Rumah Perubahan yang didirikan oleh Rheinald Kasali, seorang ahli ekonomi. Pada perjalanannya selama beberapa tahun Kita bisa telah menjadi lembaga independen yang mempunyai yayasan dan perusahaan sendiri.
Misi dari Kitabisa adalah menghubungkan #OrangBaik dari kalangan siapa saja yang ingin melakukan penggalangan dana dan melakukan donasi kapan saja melalui halaman penggalangan dana yang telah
disediakan.
Crowdfunding Kitabisa |
Ada beragam donasi yang telah dibuat oleh para penggalang dana, di antaranya adalah Sedekah tebar karpet masjid di perkampungan, Donasi bantu Rumah Singgah anak kanker Al Fatih, Gerakan Infaq beras yatim & penghapal Alquran, Bantu naufal melawan kanker, Bantu rumah & umroh untuk kakek dan nenek kaswati, hingga skala besar seperti bantu wujudkan Mesjid Besar Indonesia untuk rakyat Palestina yang digagas oleh salah satu gubernur daerah.
Cara mendaftar dan memberikan donasi melalui Kitabisa sangat mudah. Hanya dibutuhkan akun email atau akun facebook saja untuk bisa mengaksesnya.
Sedang untuk memberikan donasi kita harus isi deposit terlebih dahulu.
Isi deposit Kitabisa bisa berbagai cara yaitu : melalui saldo Go-Pay, Dana, LinkAja, Jenius Pay, Dompet Kebaikan (fitur dompet Kitabisa) virtual account dan transfer Bank.
Cukup mudah bukan untuk kita melakukan donasi.
2. Cepat Tanggap
Crowdfunding Cepat tanggap adalah milik organisasi nirlaba ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang baru beroperasi di tahun 2016. Sedangkan Aksi Cepat Tanggap sendiri berdiri sejak tahun 2005. ACT sendiri memfokuskan pada bantuan kemanusiaan dan penanggulangan masalah bencana mulai dari tingkat darurat sampai tingkat pemulihan paska bencana.
Melalui Crowdfunding Cepat Tanggap milik ACT ini diharapkan dapat menjangkau donasi yang lebih luas karena juga bekerja sama dengan crowdfunding lainnya seperti Kitabisa dan Vestifarm. Proyek kemanusiaan yang telah berjalan antara lain : Bersatu bantu Lombok, Bantu Korban Gempa Donggala & Tsunami Palu Sulteng, Kapal Kemanusiaan untuk Papua, Kapal Kemanusiaan untuk Palestina, Dapur Umum Indonesia untuk Palestina, dan banyak lagi.
Crowdfunding Cepat tanggap |
Saat ini untuk menyumbang donasi ke Cepat Tanggap hanya tersedia dengan fitur transfer Bank.
Semoga ke depannya akses untuk berdonasi tambah lengkap dan dipermudah seperti mendonasi melalui minimarket, kantor Pos, atau lewat Go-Pay seperti yang dilakukan oleh Kitabisa agar semakin banyak orang dapat menyumbang tanpa harus membuka rekening tabungan.
Nah, untuk urun dana sosial saat ini tidak sulit koq tinggal berdonasi dengan menggunakan gawai dan internet pun tidak sulit lagi. Tapi jangan pula karena sudah berdonasi di sana, keinginan untuk berdonasi di tempat yang terdekat sama kita pun tidak bisa, berdonasilah selagi kita mampu 🙂
Sumber foto :
kitabisa.com & cepattanggap.org
30 Comments. Leave new
Wih,keren infonya,buat para anak-anak muda harus tahu ini,karna penting banget untuk membantu sesama kita,oh iya,kapan ya ada sebuah group atau lembaga dari para blogger indonesia untuk kegiatan amal,kan kalau ada jadi lebih keren,blogger jadi turut berpartisipasi dalam penggalangan dana bantuan untuk sesama,he-he
Saran yang bagus itu, saya juga berharap begitu, mudah2an nanti ada wadah khusus seluruh blogger indonesias untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana
Saya baru tahu ni crowdfunding donation, ada beberapa jalur ya buat donasi, antara lain kita bias dan cepat tanggap..boleh juga ni buat beramal.. Thanks infonya mbak
Yup, sama2 mba 🙂
Berdonasi bisa lebih mudah dan tak merepotkan. Kerap kali ada niat cuma tak bisa dilaksanakan karena bingung cara juga sarana. Sepertinya masih harur diberitakan mengenai aksi penggalangan dana agar masyarakat luas bisa tahu. Kewat pemberitahuan di media sosial, situs berita, bahkan blog. Saya sering lihat seliweran berita mengenai aksi cepat tanggap, kita bisa, dan yang lainnya cuma kurang paham karena hanya melihat sepintas, tak baca dengan cermat. Upaya menggalang dana dari masyarakat untuk kemanusiaan adalah hal yang mulia.. Betapa kita harus disentuh hati nuraninya agar mau membantu mereka yang kesusahan karena musibah, bencana, perang, bahkan penindasan. Betapa melegakannya ada organisasi yang menggerakkan masyarakat agar menghimpun dana untuk kemanusiiaan.
Benar sekali mba, sayang sekarang hanya ada dua crowdfunding sosial yang aktif, dulu ada ayopeduli sekarang sudah tutup karena biaya operasional yang tidak bisa diatasi
crowdfounding donasi seperti kitabisa dan cepattanggap ini keren banget sih menurut saya. banyak bgt orang yg terbantu berkat donasi dari masyarakat. teman ku kemarin yg anaknya lagi sakit juga dibantu dari kitabisa.com
Alhamdulillah jadi terbantu ya mba karena ada crowdfunding ini 🙂
Bermanfaat banget mbak infonya, saya awalnya cuma tahu kitabisa saja, yang sering dishare buat penggalangan dana untuk bermacam macam tujuan. Ternyata masih ada jenis 'urunan' yang lain juga ya 😀 pelajaran baru nih
Iya mba lala, urunan dana atau crowdfunding ini banyak jenisnya , tapi yg model sosial begini banyak peminatnya 🙂
Baru tau ada yang beginian mbak di Indonesia. Saya taunya Patreon doang.
Wah saya baru tau nih ttg Patreon ini, mungkin banyak dikenal dikalangan Youtuber dan penggiat seni kali ya, btw apakah sudah ada Youtuber Indonesia yang berpartipasi?
Saran kak, dompet dhuafa lumayan banyak juga yg menyalurkan kesana..
Terima kasih sarannya, sekedar informasi Dompet Dhuafa bukan termasuk Crowdfunding yang saya bahas disini tapi termasuk lembaga nirlaba kemanusiaan seperti ACT, sedangkan crowdfunding yg dimilikinya adalah Bawaberkah.org
Kalok mer-c kak? Crowfundingnya apa..
Mereka kan sering buka untuk rumah sakit Indonesia di negara konflik.
Mer-C masih berdiri sendiri sebagai organisasi sosial nirlaba kak, mudah2an ke depan ada informasi ttg crowdfundingnya
Crowdfunding lagi marak belakangan ini. Tapi mungkin yang perlu diatur oleh Pemerintah adalah aturan Know Your Customer untuk organisasi crowdfunding, supaya uangnya tidak disalahgunakan.
Mungkin karena platformnya masih berbentuk sosial dan tidak berhubungan dengan perbankan mba, tapi memang penting juga sih apalagi khusus penggalang dananya agar dana tidak diselewengkan ya
dulu ada gerakan sejuta buku yang diprakarsai blogger bertuah Pekanbaru saya rasa kalau ada komunitas blogger yang bekerjasama atau paling tidak mempromosikan dana sosial seperti ini akan semakin berkembang di MAsyarakat dan mbak sudah dan ibu sudh memulainya
Ya betul saya pernah dengar ini, mungkin kalo pengelolaan dananya baik masih akan tetap bertahan sampai saat ini
kalau sistem bantunya berjamaah, maka uang akan cepat ngumpul dan yang menyumbang tidaklah keberatan.
Ya betul sekali kang dan akan cepat bantuan tersebut terselesaikan karena sistem berjamaah ini
Terimakasih informasinya Kak Iied, saya pernah baca yang Kita Bisa itu. Warbiyasah memang, dunia digital mempunyai fungsi yang sama dengan dunia nyata… Hyess, berdonasi lah selagi kita mampu, dan ikhlas.
Jadi teringat share poverty dalam tulisan Clifford Geertz..
Mengelola keuangan secara cermat, bisa membuat kita merasa nyaman di masa depan, saya sudah menemukan solusinya. Minat? PM yah…
nice info kk iid. zaman digital ini Alhamdulillah dipermudah ya. Kita bisa dan cepat tanggap memang recommeded u/ penyaluran donasi kita.
Berjamaah kita bisa. Hehe
Pembahasan yang bagus sekali. saya aja baru tau kalo ada yang seperti ini…
Informasi bagus, kak……kalau dompet dhuafa sama pkpu masuk jugq gak ya?
Dompet dhuafa dan pkpu, struktural masuk ke dalam lembaga sosial nirlaba kak, bukan termasuk crowdfunding. Crowdfunding dapat dibedakan dari sistemnya yg tranparan dan akuntabel, dan juga adanya penggalangan dana yang tersusun dengan baik dan terverifikasi, ini juga jawaban untuk mas yg bernama paradigma di atas komentar2 sebelumnya yg kurang mengerti ttg sistem crowdfunding yang saya post artikelnya disini