“Id, kita sarapan di luar yuk..kakak lagi gak buat sarapan pagi ini.”
“Ayok kak, tapi sarapan apa nih?” tanya saya
“Sarapan Mie Ayam id, mienya enak lho. Mie ayam jauh kami sebut, karena tempatnya lumayan jauh, jadi kita harus buru-buru biar gak kehabisan tempat. Namanya Mie ayam maju apa gitu ya, kakak lupa hehehe”, tuturnya lagi.
“Oh, begitu ya kak, oke iid siap-siap dulu ya”..
Tanpa ba-bi-bu, saya langsung bergegas memandikan anak dan bersiap-siap untuk berangkat.
Saat itu saya lagi dalam rangka berlibur di tempat saudara sepupu di Pekanbaru, selepas perjalanan saya ke Dumai sebelumnya. Sama halnya dengan di Dumai, liburan saya di Pekanbaru menghabiskan waktu seminggu agar perjalanan kami ( saya dan anak ) tidak terasa capek menuju kota selanjutnya, Prabumulih. Selama di Pekanbaru mungkin baru kali ini saya menikmati berkuliner ria sampai kenyang, seperti makan lotek, lontong padang, tahu balek, dan siomai batagor. Kadang mancari kuliner sendiri, kadang juga bersama saudara.
Perjalanan dari tempat saudara sepupu saya ke restoran mie ayam tersebut memakan waktu kurang lebih 15 menit dengan menggunakan mobil pribadi. Yaitu dari Jalan Bawal menuju Jalan Tengku Zainal Abidin, Pekanbaru. Selama dalam perjalanan, saya pun melamunkan seenak apa sih ya Mie ayamnya sampe rela mereka sarapan jauh-jauh, makan Mie ayam lagi.
Saya pun sebenarnya termasuk penggemar Mie ayam juga, saking sukanya sama mie ayam, pernah hampir tiap minggu makan mie ayam. Tapi selama ini saya malah gak pernah makan mie ayam buat sarapan pagi, biasanya makannya bubur ayam, lontong sayur medan atau nasi gurih. Sedangkan makan mie ayam sendiri seringnya siang atau malam hari.
Sesampainya di tempat tujuan waktu menunjukkan pukul 8.15 pagi, belum banyak yang datang sepertinya. Saya melihat ada spanduk besar bertuliskan MIE AYAM 5758 MAJU MAPAN di depan sebuah rumah model lama yang mempunyai halaman luas untuk dijadikan tempat parkir dan di sebelah kanan rumah tersebut terdapat pondok tempat mie ayam dijajakan lengkap bersama gerobaknya. Kalau tinggal di wilayah jawa tengah mungkin sudah tidak asing dengan penamaan tempat usaha yang memakai angka untuk menjadi sebuah nama tempat makan, seperti sari laut 88, pondok cabe 17, dan lain-lain.
Sebuah nama pondok makan yang sederhana namun mungkin punya arti yang besar bagi pemiliknya pikir saya. Konon angka 5758 adalah angka hoki bagi pandangan orang jawa, karena kombinasi angka 5758 – lima tujuh lima delapan kalau dibaca dengan cepat akan terdengar menjadi “Maju mapan” yang bila diartikan akan membawa kemajuan dan kemampanan bagi pemilik usahanya.
Seperti dikutip dari situs majoe58.blogspot.com makna lain dari angka 5758 adalah apabila kita berani untuk maju , maka ke depannya akan mudah mendapatkan kesuksesan. wow..keren ya gaes filosofinya :). Terlepas dari itu, menurut saya semua angka adalah baik dan nama adalah sebuah doa dari pemiliknya agar usahanya sukses dan berkah.
Oke, kembali ngomongin Mie Ayam Maju Mapan. Pondok makan ini ternyata buka untuk 2 shift, yaitu jam 7.00 – 11.00 dan 16.30 – 20.00. Di luar jam tersebut, pondok makan disewakan untuk menjual lauk makan siang yang juga banyak pelanggannya.
Mie Ayam Maju Mapan, dengan menu khususnya mie ayam yang isinya tentu saja semua pada tau ya kan, berupa racikan minyak bawang, kecap asin, mie, ayam suwir semur, toge dan juga sawi hijau dengan pilihan topping telur rebus yang sudah ada di atas meja, atau juga ada bakso, ceker, pangsit goreng. Juga ada gorengan seperti bakwan, tempe dan sate kerang yang tentunya disukai semua orang sebagai menu cemilan lengkap di pagi hari. Satu porsinya dihargai Rp 12.000, bisa juga dipesan untuk setengah porsi, harga segitu menurut saya cukup ramah dikantong.
Yang membuat istimewa yaitu saya dengar dari kakak sepupu saya mienya ini dibuat sendiri alias homemade, katanya juga mienya lembut dan terasa kenyal. Pantas saja pas saya makan mienya terasa enak di lidah, lembut dan tidak terasa tepung.
Karena saya memang penggemar mie ayam, 1 porsi belumlah cukup untuk buat kenyang di perut, namun karena ditraktir yah mau gimana lagi, malu dong ah minta seporsi lagi hehe. Tapi pas sampai di rumah ada rasa menyesal juga kenapa gak minta dibungkusin tapi ah nanti jadinya dibayarin lagi, wkwkwk. Akhirnya jam 10-an perut lapar lagi minta jatah kulineran, jadinya ganjal dengan lontong padang.
— & —
Alamat :
Mie Ayam 5758 Maju Mapan
Jl. Tengku Zainal Abidin No.55, Sekip, Kec. Lima Puluh, Kota Pekanbaru.
Buka tiap hari kecuali hari besar
07.00 – 11.00 / 16.30 – 20.00
13 Comments. Leave new
Waduuh pagi pagi lihat seperti ini jadi pingin sarapan lagi..mi ayam memang makanan sejuta umat ya… kreatif itu milih namanya
Semoga sukses dan tambah maju usahanya..
Iya kreatif yang buat namanya ya mba 🙂
Sy pun suka mie ayam. Tp yg yamin, jd dicampur kecap dulu mie nya. Di Sumatera mi ayam bisa dibuat mie yamin jg gak ya?
Saya juga suka mie yamin mba, enak manis dan gak perlu kuah banyak hehe, iya di Sumatera ada juga koq mba 🙂
Saya juga penggemar mie ayam mba :))
Mendengar nama maju mapan ini dulu saya juga pernah bikin usaha kecil pakai nama ini. 5758. Haha ternyata nama ini banyak juga yg pakai. Jadi ganti nama.
Ternyata di Pekan Baru juga ada yg pakai :))
Iya mba baru tau saya 5758 ini angka unik dan di Pekanbaru juga ada yang menggunakan nama ini hehe 🙂
Di kota kecamatan saya belum lihat ada tempat kuliner pakai angka 5758, mungkin filisofi beda daerah. Kebanyakan pakai nama saja tanpa angka, mungkin agar mudah diingat.
Lumayan susah cari mie ayam yang enak, harus di belakang pasar atau di Podomoro setahu saya, soalnya rasa kuah ayamnya mantap. Banyak dan bagian daging ayan yang terbaik. Tidak pelit.
Pernah juga makan mie ayam lewat yang dijajakan waktu menunggu di depan kantor kecamatan. Citarasanya pas dan bunbu kuahnya full. Minyaknya enak.
Tapi di sini yang jual mie ayam tidak dilengkapi dengan sate kerang atsu bakwan atau telur rebus. Beda banget, ya, cara makan orang Limbangan, Garut, he he.
Mie ayam di belakang pasar hanya 7 ribu rupiah. Di Podomoro kalau dicampur bakso isi daging cincang hanya 13 ribu rupiah.
Duh, jadi pengen ke Podomoro.lagi, hi hi.
Di Garut, mie ayam merupakan makanan yang mudah di dapati, biasanya menyatu dengan mie baso. Namun, saya pun baru mendengar mie ayam dijadikan menu sarapan 🤭 biasanya disantap siang-siang, kalau sudah agak sore seringnya sudah kehabisan.
Kuliner kekinian khas Pekanbaru. Menu mi ayam yang sering kita lihat di pinggir jalan terlihat mewah dan naik kelas di mi maju mapan dengan toppingnya yang bervariasi. Walau tempatnya sederhana. Belum lagi penamaan maju mapan dengan angka tertentu yang ada filosofinya
Membacanya saya sambil ngences nahan selera, udah lama bgt ga makan mie ayam. Dulu waktu masih di Karawaci suka bgt makan mie ayam ceker, sampai kekenyangan hahaha …
Oww rasa mienya khas ya, berbeda dari mie lainnya.
Aah jadi kangen dengan Pekanbaru. Di Dumai saya pernah cuma lewat doang.
Btw bingung sama filosofi angka2 itu .. gimana hubungannya ya hehe.
Wah kesukaan suami aku mie ayam sampe wku rajin liat referensi yutub biar bisa buat in dia mie ayam hihi
Sore sore liatin mie ayam ini enak banget kak. Wah… porsinya juga lumayan ya… kalo di denpasar yang terkenal enak mie ayam blitar, tepatnya di monang maning